Sabtu, 12 Maret 2011

MATEMATIKA DARI SEGI ILMU PSIKOLOGI

MATEMATIKA DARI SEGI ILMU PSIKOLOGI
Matematika adalah ilmu yang berkaitan dengan penghitungan dan angka-angka numerik. Sedangkan Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia mengenai kejiwaan, perilaku, dan perkembangannya.

APLIKASI MATEMATIKA DALAM ILMU PSIKOLOGI
Matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang, termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Seperti ilmu matematika dan psikologi. Secara umum definisi matematika adalah ilmu yang berkaitan dengan penghitungan dan angka-angka numerik. Sedangkan, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia mengenai kejiwaan, perilaku, dan perkembangannya. Memang sulit untuk memahami bagai mana kedua ilmu tersebut di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Disini saya akan memberikan contoh dimana ilmu matematika bisa kita aplikasikan ke dalam ilmu psikologi. Dan ilmu matematika yang akan saya bahasa mengenai teori Himpunan.
Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan. Teori Himpunan, yang baru diciptakan pada akhir abad ke-19, sekarang merupakan bagian yang tersebar dalam pendidikan matematika yang mulai diperkenalkan bahkan sejak tingkat sekolah dasar. Teori ini merupakan bahasa untuk menjelaskan matematika modern. Teori himpunan dapat dianggap sebagai dasar yang membangun hampir semua aspek dari matematika dan merupakan sumber dari mana semua matematika diturunkan.

Dalam materi himpunan ini kita mengenal Diagram Venn. Diagram yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara himpunan-himpunan. Sebagai bagian ilmu matematika, diagram Venn ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1880 oleh John Venn untuk menunjukkan hubungan sederhana dalam topik-topik di bidang logika, probabilitas, statistik, linguistik dan ilmu komputer.
Diagram Venn membantu penggambaran psikologis suatu himpunan/kelompok.
salah satu contoh hubungan matematika dan psikologi berikut, dalam kasus perkembangan anak. Dalam suatu keluarga pasti terjadi penggabungan kepribadian, mulai dari kepribadian yang berbeda antara ayah dan ibu, ayah dan anak, ibu dan anak, serta orang-orang disekeliling mereka. Seperti contoh di bawah ini :

Ada sepasang Pasutri yg berasal dari Solo yg tinggal di daerah Jakarta. Sang ibu bekerja di salah satu Universitas sebagai Dosen, sedangkan sang bapak berprofesi sebagai Polisi. Pasangan tersebut memiliki hoby yang sama dan menurun kepada anaknya dengan hoby yang sama. Namun jiwa profesi ibu sebagai dosen dan ayah sebagai Polisi sama sekali tidak menurun pada anaknya. Karena pergaulan yang tidak baik perilaku dan sifat anak tersebut menjadi buruk dan masuk kedalam lingkungan yang buruk
Kalau dilihat dari segi psikologis hoby anak tersebut berasal dari sifat keturunan ayah dan ibunya. Keahlian dan hobi orangtua ternyata menurun ke anaknya, atau disebut perkembangan secara nativistik. Karena pengaruh lingkungan Jakarta yang keras, anak tersebut masuk kedalam pergaulan bebas yang sangat membahayakan dirinya. Ini juga bsa disebabkan oleh faktor kurangnya perhatian dari keluarga. Hubungan kelurga yang baik sangat dibutuhkan untuk menjaga kepribadian anak, apa lagi dalam masa pubertas dan remajanya.
Dari cerita di atas kita dapat membuat Diagram Venn seperti dibawah ini :

1 komentar: